MIKOSIS
Jamur adalah mikroorganisme yang termasuk golongan eukariotik dan tidak
termasuk golongan tumbuhan. Ilmu yang mempelajari jamur disebut mikologi.
Penyakit yang disebabkan oleh jamur disebut mikosis. Mikosis dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu : mikosis superfisial dan mikosis sistemik/profunda.
1.
MIKOSIS SUPERFISIAL
Mikosis
superfisial ialah penyakit jamur yang mengenai lapisan permukaan kulit, yaitu
stratum korneum, rambut dan kuku. Mikosis superfisial dibagi dalam dua
kelompok: a) Dermatofitosis dan b) Non Dermatofitosis :
a) Dermatofitosis
Dermatofitosis
ialah mikosis superfisialis yang disebabkan oleh jamur golongan dermatofita.
Jamur ini mengeluarkan enzim keratinase sehingga mampu mencerna keratin pada
kuku, rambut dan stratum korneum pada kulit.
Etiologi
Dermatofitosis
disebabkan jamur golongan dermatofita yang terdiri dari tiga genus yaitu genus:
Mikrosporon, Trikofiton dan Epidermofiton. Dari 41 spesies
dermafito yang sudah dikenal hanya 23 spesies yang dapat menyebabkan penyakit
pada manusia dan binatang yang terdiri dari 15 spesies Trikofiton, 7 spesies
Mikrosporon dan 1 spesies Epidermafiton.
Gambaran
Klinis
Umumnya gejala-gejala
klinik yang ditimbulkan oleh golongan geofilik pada mausia bersifat akut dan
sedang dan lebih mudah sembuh. Dermatofita yang antropofilik terutama menyerang
manusia, karena memilih manusia sebagai hospes tetapnya. Golongan jamur ini
dapat menyebabkan perjalanan
penyakit menjadi menahun dan residif , karena
reaksi penolakan tubuh yang sangat ringan. Contoh jamur yang antropofilik
ialah: Mikrosporon audoinii Trikofiton rubrum.
Cara
Penularan
Cara
penularan jamur dapat secara langsung dan secara tidak langsung. Penularan langsung
dapat secara fomitis, epitel, rambut-rambut yang mengandung jamur baik dari
manusia, binatang atau dari tanah. Penularan tak langsung dapat melalui tanaman,
kayu yang dihinggapi jamur, barang-barang atau pakaian, debu atau air.
Penyakit
yang Ditimbulkan
1)
Tinea Kapitis
Biasanya
penyakit ini banyak menyerang anak-anak dan sering ditularkan melalui binatang-
binatang peliharaan seperti kucing, anjing dan sebagainya.
Berdasarkan
bentuk yangkhas Tinea Kapitis dibagi dalam 4 bentuk :
1. Gray
pacth ring worm
Penyakit ini
dimulai dengan papel merah kecil yang melebar ke sekitarnya dan membentuk
bercak yang berwarna pucat dan bersisik. Warna rambut jadi abu-abu dan
tidak mengkilat lagi, serta mudah patah dan terlepas dari akarnya, sehingga menimbulkan
alopesia setempat. Dengan pemeriksaan sinar wood tampak flourisensi
kekuning-kuningan pada rambut yang sakit melalui batas “Grey pacth”
tersebut. Jenis ini biasanya disebabkan spesies mikrosporon dan
trikofiton.
2. Black
dot ring worm
Terutama
disebabkan oleh Trikofiton Tonsurans, T. violaseum,
mentagrofites. infeksi jamur terjadi di dalam rambut (endotrik) atau luar
rambut (ektotrik) yang menyebabkan rambut putus tepat pada permukaan kulit
kepala. Ujung rambut tampak sebagai titik-titik hitam diatas permukaan ulit,
yang berwarna kelabu sehingga tarnpak sebagai gambaran ” back dot”. Biasanya
bentuk ini terdapat pada orang dewasa dan lebih sering pada wanita. Rambut
sekitar lesi juga jadi tidak bercahaya lagi disebabkan kemungkinan sudah
terkena infeksi penyebab utama adalah Trikofiton tonsusurans dan T.violaseum.
3. Kerion
Bentuk ini
adalah yang serius, karena disertai dengan radang yang hebat yang bersifat
lokal, sehingga pada kulit kepala tampak bisul-bisul kecil yang berkelompok dan
kadang-kadang ditutupi sisik-sisik tebal. Rambut di daerah ini putus-putus dan
mudah dicabut. Bila kerion ini pecah akan meninggalkan suatu daerah yang botak
permanen oleh karena terjadi sikatrik. Bentuk ini terutama disebabkan oleh Mikosporon
kanis, M.gipseum , T.tonsurans dan T. Violaseum.
4.Tinea
favosa
Kelainan di
kepala dimulai dengan bintik-bintik kecil di bawah kulit yang berwarna merah
kekuningan dan berkembang menjadi krusta yang berbentuk cawan (skutula),
serta memberi bau busuk seperti bau tikus “moussy odor”. Rambut di atas skutula
putus-putus dan mudah lepas dan tidak mengkilat lagi. Bila menyembuh akan
meninggalkan jaringan parut dan alopesia yang permanen. Penyebab utamanya
adalah Trikofiton schoenleini, T. violasum dan T. gipsum. Oleh
karena Tinea kapitis ini sering menyerupai penyakit-penyakit kulit yang
menyerang daerah kepala, maka penyakit ini harus dibedakan dengan
penyakit-penyakit bukan oleh jamur seperti: Psoriasis vulgaris dan Dermatitis
seboroika.
2)
Tinea Korporis
Penyakit ini
banyak diderita oleh orang-orang yang kurang mengerti kebersihan dan banyak
bekerja ditempat panas, yang banyak berkeringat serta kelembaban kulit yang
lebih tinggi. Predileksi biasanya terdapat dimuka, anggota gerak atas, dada,
punggung dan anggota gerak bawah.
Bentuk yang
klasik dimulai dengan lesi-lesi yang bulat atau lonjong dengan tepi yang aktif.
Dengan perkembangan ke arah luar maka bercak-bercak bisa melebar dan akhirnya
dapat memberi gambaran yang polisiklis, arsiner, atau sinsiner. Pada bagian tepi
tampak aktif dengan tanda-tanda eritema, adanya papel-papel dan vesikel,
sedangkan pada bagian tengah lesi relatif lebih tenang. Bila tinea korporis ini
menahun tanda-tanda aktif jadi menghilang selanjutnya hanya meningggalkan
daerah-daerah yang hiperpigmentasi saja. Kelainan-kelainan ini dapat teIjadi
bersama-sama dengan Tinea kruris.
Penyebab
utamanya adalah : T.violaseum, T.rubrum, T.metagrofites. Mikrosporon
gipseum, M.kanis, M.audolini. Penyakit ini sering menyerupai : 1)
Pitiriasis rosea, 2) Psoriasis vulgaris, 3) Morbus hansen tipe tuberkuloid, dan
4) Lues stadium II bentuk makulo-papular.
3)
Tinea Kruris
Penyakit ini
memberikan keluhan perasaan gatal yang menahun, bertambah hebat bila disertai
dengan keluarnya keringat. Kelainan yang timbul dapat bersifat akut atau
menahun. Kelainan yang akut memberikan gambaran yang berupa makula yang
eritematous dengan erosi dan kadang-kadang terjadi ekskoriasis. Pinggir
kelainan kulit tampak tegas dan aktif. Apabila kelainan menjadi menahun maka efloresensi
yang nampak hanya makula yang hiperpigmentasi disertai skuamasi dan
likenifikasi. Gambaran yang khas adalah lokalisasi kelainan, yakni daerah lipat
paha sebelah dalam, daerah perineum dan sekitar anus. Kadang-kadang dapat
meluas sampai ke gluteus, perot bagian bawah dan bahkan dapat sampai ke aksila
Penyebab
utama adalah Epidermofiton flokkosum, Trikofiton rubrum dan T.mentografites.
4)
Tinea Pedis
Tinea pedis
disebut juga Athlete’s foot = “Ring worm of the foot”. Penyakit ini sering
menyerang orang-orang dewasa yang banyak bekerja di tempat basah seperti tukang
cuci, pekerja-pekerja di sawah atau orang-orang yang setiap hari harus memakai
sepatu yang tertutup seperti anggota tentara. Keluhan subjektif bervariasi
mulai dari tanpa keluhan sampai rasa gatal yang hebat dan nyeri bila ada
infeksi sekunder.
Ada 3 bentuk
Tinea pedis yaitu sebagai berikut :
1. Bentuk
intertriginosa
Keluhan yang
tampak berupa maserasi, skuamasi serta erosi, di celah-celah jari terutama jari
IV dan jari V. Hal ini terjadi disebabkan kelembaban di celah-ceIah jari
tersebut membuat jamur-jamur hidup lebih subur. Bila menahun dapat terjadi
fisura yang nyeri bila kena sentuh. Bila terjadi infeksi dapat menimbulkan
selulitis atau erisipelas disertai gejala-gejala umum.
2. Bentuk
hiperkeratosis
Disini lebih
jelas tampak ialah terjadi penebalan kulit disertai sisik terutama ditelapak
kaki, tepi kaki dan punggung kaki. Bila hiperkeratosisnya hebat dapat terjadi
fisurafisura yang dalam pada bagian lateral telapak kaki.
3. Bentuk vesikuler
subakut
Kelainan-kelainan
yang timbul di mulai pada daerah sekitar antar jari, kemudian meluas ke
punggung kaki atau telapak kaki. Tampak ada vesikel dan bula yang terletak agak
dalam di bawah kulit, diserta perasaan gatal yang hebat. Bila vesikel-vesikel
ini memecah akan meninggalkan skuama melingkar yang disebut Collorette. Bila
terjadi infeksi akan memperhebat dan memperberat keadaan sehingga dapat terjadi
erisipelas. Semua bentuk yang terdapat pada Tinea pedis, dapat terjadi pada
Tinea manus, yaitu dermatofitosis yang menyerang tangan.
Penyebab
utamanya ialah : T .rubrum, T .mentagrofites, dan Epidermofiton
flokosum.
5)
Tinea Unguium
Penyakit ini
dapat dibedakan dalam 3 bentuk tergantung jamur penyebab dan permulaan dari
dekstruksi kuku. Subinguinal proksimal bila dimulai dari pangkal kuku,
Subinguinal distal bila di mulai dari tepi ujung dan Leukonikia trikofita bila
di mulai dari bawah kuku. Permukaan kuku tampak suram tidak mengkilat lagi,
rapuh dan disertai oleh subungual hiperkeratosis. Dibawah kuku tampak adanya
detritus yang banyak mengandung elemen jamur. Onikomikosis ini merupakan
penyakit jamur yang kronik sekali, penderita minta pertolongan dokter setelah
menderita penyakit ini setelah beberapa lama, karena penyakit ini tidak
memberikan keluhan subjektif, tidak gatal, dan tidak sakit. Kadang-kadang
penderita baru datang berobat setelah seluruh kukunya sudah terkena penyakit.
Penyebab
utama adalah : T.rubrum, T.metagrofites
6)
Tinea Imbrikata
Penyakit ini
adalah bentuk yang khas dari Tinea korporis yang disebabkan oleh Trikofiton
consentricum. Gambaran klinik berupa makula yang eritematous dengan skuama
yang melingkar. Apabila diraba terasa jelas skuamanya menghadap ke dalam. Pada
umumnya pada bagian tengah dari lesi tidak menunjukkan daerah yang lebih
tenang, tetapi seluruh makula ditutupi oleh skuama yang melingkar. Penyakit ini
sering menyerang seluruh permukaan tubuh sehingga menyerupai :
1.
Eritrodemia
2. Pempigus
foliaseus
3. Iktiosis
yang sudah menahun
7)
Tinea Barbae
Penderita
Tinea barbae ini biasanya mengeluh rasa gatal di daerah jenggot, jambang dan
kumis, disertai rambut-rambut di daerah itu menjadi putus.
Ada 2 bentuk
yaitu superfisialis dan kerion
-
Superfisialis : kelainan-kelainan berupa gejala eritem, papel dan skuama
yang mula-mula kecil selanjutnya meluas ke arab luar dan memberi gambaran
polisiklik, dengan bagian tepi yang aktif. Biasanya gambaran seperti ini
menyerupai tinea korporis.
-
Kerion : bentuk ini membentuk lesi-lesi yang eritematous dengan ditutupi
krusta atau abses kecil dengan permukaan membasah oleh karena erosi.
Penyebab
utama : Berbagai spesies jamur yang zoofilik misalnya T.verrucosum
b) Non
Dermatofitosis
Infeksi
non-dermatofitosis pada kulit biasanya terjadi pada kulit yang paling luar. Hal
ini disebabkan jenis jamur ini tidak dapat mengeluarkan zat yang dapat mencerna
keratin kulit dan tetap hanya menyerang lapisan kulit yang paling luar. Yang
masuk ke dalam golongan ini adalah :
1)
Tinea
Versikolor
Tinea
versikolor/Pityriasis versikolor adalah infeksi ringan yang sering terjadi
disebabkan oleh Malasezia furfur. Penyakit jamur kulit ini adalah
penyakit yang kronik dan asimtomatik ditandai oleh bercak putih sampai coklat
yang bersisik. Kelainan ini umumnya menyerang badan dan kadang- kadang terlihat
di ketiak, sela paha, tungkai atas, leher, muka dan kulit kepala.
Pertumbuhannya
pada kulit (stratum korneum) berupa kelompok sel-sel bulat, bertunas,
berdinding tebal dan memiliki hifa yang berbatang pendek dan bengkok, biasanya
tidak menyebabkan tanda-tanda patologik selain sisik halus sampai kasar. Bentuk
lesi tidak teratur, berbatas tegas sampai difus dan ukuran lesi dapat milier,lentikuler,
numuler sampai plakat.
Ada dua
bentuk yang sering dijumpai :
-
Bentuk makuler : Berupa bercak-bercak yang agak lebar, dengan sguama
halus diatasnya dan tepi tidak meninggi.
-
Bentuk folikuler : Seperti tetesan air, sering timbul disekitar rambut
Mallasezia
furfur, merupakan
organisme saprofit pada kulit normal. Bagaimana perubahan dari saprofit menjadi
patogen belum diketahui. Organisme ini merupakan “lipid dependent yeast”.
Timbulnya penyakit ini juga dipengaruhi oleh faktor hormonal, ras,
matahari,peradangan kulit dan efek primer pytorosporum terhadap melanosit.
Timbul
bercak putih atau kecoklatan yang kadang-kadang gatal bila,berkeringat. Bisa
pula tanpa keluhan gatal sama sekali, tetapi penderita mengeluh karena malu
oleh adanya bercak tersebut. Pada orang kulit berwarna, lesi yang terjadi
tampak sebagai bercak hipopigmentasi, tetapi pada orang yang berkulit pucat
maka lesi bisa berwarna kecoklatan ataupun kemerahan. Di atas lesi terdapat
sisik halus.
2)
Piedra
Merupakan
infeksi jamur pada rambut sepanjang corong rambut yang memberikan
benjolan-benjolan di luar permukaan rambut tersebut.
Ada dua
macam :
-
Piedra putih
Disebabkan
oleh jamur jenis Trikosporon beigelii erupakan yang terdapat pada
rambut. Piedra putih ditemukan pada rambut ketiak dan pubis, jarang mengenai
rambut kepala. Piedra putih terutama terdapat didaerah subtropis, daerah
dingin, (di Indonesia belum ditemukan). Jamur penyebab piedra putih mempunyai
hifa yang tidak berwarna, termasuk moniliaceae. Jamur berbentuk hifa berukuran
2-4 mikron, artokondria dan blastokonidia. Benjolan pada piedra putih terlihat
lebih memanjang pada rambut dan anyaman hifa tidak padat. Benjolan mudah
dilepas dari rambut. Tidak terlihat askus pada massa jamur.
Biasanya
penyakit ini dapat timbul karena adanya kontak langsung dari orang yang sudah
terkena infeksi. Pada piedra putih, kelainan rambut tampak sebagai benjolan
yang berwarna putih kekuningan. Selain pada rambut kepala, dapat juga
menyebabkan kelainan pada rambut kumis dan rambut janggut.
-
Piedra hitam
Merupakan
jamur penyebab piedra hitam (infeksi pada rambut berupa benjolan yang melekat
erat pada rambut, berwarna hitam) yang disebabkan oleh jamur Piedraia
hortae. Penyakit ini umumnya terdapat di daerah tropik, terutama Indonesia.
Jamur ini tergolong kelas ascomycetes dan membentuk spora seksual. Piedraia
hortae, termasuk jamur Dematiaceae. Pada sediaan langsung dari
koloni yang padat ini terlihat hifa hitam berseptum. Dalam koloni yang padat
tersebut juga dibentuk askus yang berisi askospora.
Infeksi
terjadi karena rambut kontak dengan spora jamur penyebab dan jamur akan tumbuh
membentuk koloni di sepanjang batang rambut. Diagnosis piedra hitam ialah
dengan memriksa benjolan pada rambut.
3)
Otomikosis
Otomikosis
adalah infeksi jamur pada liang telinga bagian luar. Jamur dapat masuk ke dalam
liang telinga melalui alat-alat yang dipakai untuk mengorek-ngorek telinga yang
terkontaminasi atau melalui udara atau air. Penderita akan mengeluh merasa
gatal atau sakit di dalam liang telinga. Pada liang telinga akan tampak
berwarna merah, ditutupi oleh skuama, dan kelainan ini ke bagian luar akan
dapat meluas sampai muara liang telinga dan daun telinga sebelah dalam. Tempat
yang terinfeksi menjadi merah dan ditutupi skuama halus. Bila meluas sampai ke
dalam, sampai ke membrana timpani, maka daerah ini menjadi merah, berskuama,
mengeluarkan cairan srousanguinos. Penderita akan mengalami gangguan
pendengaran. Bila ada infeksi sekunder dapat terjadi otitis ekstema. Penyebab
biasanya jamur kontaminasi yaitu Aspergillus, sp, Mucor, Rhizopus,
Candida dan Penicillium.
Jamur
penyebab otomikosis merupakan jamur kontaminan yang terdapat di udara bebas. Aspergillus
dan Penicillium membentuk spora aseksual yang tersusun seperti
rantai yang disebut konidia (aleuriospora). Konidia dibentuk pada ujung hifa
khusus yang disebut konidiofor. Spora aseksual yang dibentuk oleh Mucor dan
Rhizopus, ialah sporangiospora yang letaknya di dalam gelembung
sporangium. Rhizopus membentuk rizoid (akar semu), sedangkan Mucor
tidak. Semua jamur ini membentuk koloni filamen pada biakan.jamur Candida
terdiri atas sel-sel ragi yang kadang-kadang bertunas (blastospora) dan hifa
semu (yaitu hifa yang terbentuk dari rantai blastopora) yang memanjang dan
menyempit pada sekatnya. Jamur ini membentuk koloni :seperti ragi” pada biakan.
4)
Tinea Nigra Palmaris
Tinea nigra
ialah infeksi jamur superfisialis yang biasanya menyerang kulit telapak kaki
dan tangan dengan memberikan warna hitam sampai coklat pada kulit yang terserang
dan kadang-kadang tampak bersisik. Penyebabnya adalah Cladosporium wemecki atau
Cladosporium mansoni jamur ini banyak menyerang anak-anak dengan higiene
kurang baik dan orang-orang yang banyak berkeringat. Tinea nigra palmaris
banyak ditemukan di Amerika Selatan dan Tengah. Penyakit ini jarang ditemukan
di Indonesia.
Jamur ini
termasuk Dematiaceae yang membentuk koloni berwarna coklat hitam. Pada biakan
tumbuh koloni berwarna hitam dan padat. Sediaan langsung koloni ini menunjukkan
hifa berseptum dan berwarna coklat/hitam.
2.
MIKOSIS SISTEMIK (MIKOSIS PROFUNDA)
Mikosis
sistemik/profunda ialah penyakit jamur yang mengenai alat dalam. Penyakit ini
dapat terjadi karena jamur langsung masuk ke alat dalam (misalnya paru),
melalui luka, atau menyebar dari permukaan kulit atau alat dalam lain. Jamur
yang berhasil masuk bisa tetap berada di tempat (misetoma) atau menyebabkan
penyakit sistemik (misalnya, histoplasmosis). Mikosis sistemik terdiri atas
beberapa penyakit yang disebabkan oleh jamur dengan gejala klinis tertentu di
bawah kulit misalnya traktus intestinalis, traktus respiratorius,
traktusurogenital, susunan kardiovaskular, susunan saraf sentral, otot, tulang,
dan kadang kulit.
a) Ditinjau
dari penyakit jamur subkutan yang dijumpai di Indonesia
1)
Misetoma
Misetoma
ialah sindrom klinis yang disebabkan oleh infeksi jamur, terdiri atas
pembengkakan setempat yang indolen dan membentuk sinus, menyerang jaringan
kutan, subkutan, fasia dan tulang. Infeksi misetoma terjadi melalui trauma,
misalnya tusukan duri yang terkontaminasi jamur (biasanya pada tanah) pada
kulit atau jaringan subkutan.
Terdapat dua
bentuk misetoma :
-
Misetoma aktinomikotik (bacterial mycetoma) yang disebabkan oleh jamur
golongan schizomycophyta, yaitu Actinomycetes, Nocardia dan Streptomyces.
Jamur penyebab yang penting adalah Actinomadura pelletieri, Nocardia
brasiliensis dan Streptomyces somaliensis.
-
Misetoma maduramikotik (fungal mycetoma atau eumycetoma) disebabkan oleh
jamur golongan eumycophyta, diantaranya adalah Madurella mycetomatis,
Scedosporium apiospermum , Madurella grisea, Leptosphaeria sinegalinsis.
Hifa jamur
membentuk gumpalan yang disebut butir-butir jamur yang merupakan koloni jamur
di dalam jaringan. Butir-butir jamur dapat berwarna putih, kekuning-kuningan,
tengguli hitam atau berwarna lain, tergantung pada spesies jamur penyebabnya.
Pengobatan
misetoma biasanya harus disertai reseksi radikal, bahkan amputasi kadang-kadang
perlu dipertimbangkan. Obat-obat misalnya kombinasi kotrimoksazoldengan
streptomisin dapat bermanfaat, bila penyakit yang dihadapi adalah
misetomaaktinomikotik, tetapi pengobatan memerlukan waktu lama (9 bulan- 1
tahun) dan bila kelainan belum meluas benar. Obat-obat baru antifungal misalnya
itrakonazol dapat dipertimbangkan untuk misetoma maduromikotik.
2)
Sporotrikosis
Sporotrikosis
adalah infeksi kronis yang disebabkan oleh Sporotrichium schenckii dan
ditandai dengan pembesaran kelenjar getah bening. Kulit dan jaringan subkutis
diatas nodus bening sering melunak dan pecah membentuk ulkus yang indolen.
Infeksi terjadi karena jamur masuk ke dalam jaringan subkutis melalui luka pada
kulit oleh duri atau kayu lapuk. Infeksi dapat juga melalui inhalasi spora.
Sporotrikosis
disebabkan oleh Sporotrichum schenckii atau Sporothrix schenckii.
Dialam bebas, S.schenckii sering terdapat di tanah dan tumbuh-tumbuhan
yang sudah lapuk. Sporotrichum schenckii adalah jamur dimorfik
bergantung suhu (thermally dimorphic). Biakan jamur pada suhu kamar membentuk
koloni filamen putih dengan hifa halus dan spora yang tersusun menyerupai bunga
pada ujung konidiofora. Pada suhu 37°C biakan membentuk koloni ragi dengan
blastospora yang bulat dan lonjong.
3)
Kromomikosis
Kromomikosis
merupakan infeksi lokal yang menahun pada kulit dan jaringan subkutis orang
sehat dan imunokompeten, yang sering terjadi pada kaki atau tungkai bawah,
dengan kelainan khas berbentuk kutil (verrucous) yang secara lambat
tumbuh terus. Kelainan ini disebabkan oleh beberapa spesies jamur berwarna
gelap coklat kehitaman (dematiaceae).
Kromomikosis
disebabkan oleh beberapa spesies jamur yang tergolong Dematiaceae. Diantaranya
adalah Phialophora verrucosa, Fonseceae pedrosoi, Fonseceae compacta,
Cladosporium carrionii dan Rhinocladiella aquaspersa. Jamur penyebab
kromomikosis terdapat di tanah, kayu dan tumbuh-tumbuhan yang sudah busuk.
Jamur ini tergolong Dematiaceae, berwarna gelap coklat sampai coklat kehitaman
dan membentuk koloni filamen. Masing-masing spesies mempunyai jenis sporulasi
yang berbeda.
Pengobatan
yang biasanya dengan pemberian larutan kaliumIodida jenuh oral. Dalam hal yang
rekalsitran pengobatan dengan amfoterisin B atauitrakonazol dapat diberikan.
4)
Zigomikosis,
Fikomikosis, Mukormikosis
Penyakit
jamur ini terdiri atas berbagai infeksi yang disebabkan oleh bermacam-macam
jamur pula yang taksonominya dan peranannya masih didiskusikan. Zygomycetes
meliputi banyak genera yaitu : Mucor, Rhizopus, Absidia, Mortierella,
dan Cunning-hamella. Penyakit ini disebabkan oleh jamur yang pada
dasarnya oportunistik, maka pada orang sehat jarang ditemukan Fikomikosis
subkutan. Kelainan timbul di jaringan subkutan antara lain: di
dada, perut, atau lengan ke atas sebagai nodus subkutan yang
perlahan-lahan membesar setelah sekian waktu. Nodus itu konsistennya keras
kadang dapat terjadi infeksi sekunder. Penderita pada umumnya tidak demam dan
tidak disertai pembesaran kelenjar getah bening regional. Diagnosis
ditegakkan berdasarkan pemeriksaan histopatologik dan biakan. Jamur agak
khas hifa lebar 6-50 µm seperti pita, tidak bersepta, dan coenocytic.
Sebagai
terapi fikomikosis subkutan dapat diberikan larutan jenuh kalium Iodida.Mulai
dari 10-15 tetes 3 kali sehari dan perlahan-lahan dinaikkan sampai timbul
gejalaintoksikasi, penderita mual dan muntah. Kemudian dosis diturunkan 1-2
tetes dandipertahankan terus menerus sampai tumor menghilang. Itrakonazol
berhasil mengatasifikomikosis subkutan dengan baik. Prognosis bentuk klinis ini
umumnya baik
b) Ditinjau
dari penggolongan Infeknya
Ditinjau
dari penggolongan Infeknya Ada dua macam infeksi yaitu : Infeksi sistemik
primer dan infeksi oportunis.
- Infeksi Sistemik Primer : Ada beberapa infeksi yang disebabkan oleh jamur yaitu : Nocardiosis, Kriptokokosis, Histoplasmosis, Koksidioidomikosis, Blastomikosis
1)
Nokardiosis
Nokardiosis
adalah penyakit jamur yang disebabkan oleh Nocardia sp. Nocardia spesies
terdapat dialam bebas,di tanah sebagai saprofit.Penyakit terjadi karena
inhalasi jamur(terhirup).infeksi ini lebih sering terjadi pada laki – laki dari
pada perempuan .manusia jarang terkena Nocardia sp. kecuali pada
individu yang irnnunokomporis.terdapat dua bentuk nokardiosis yaitu nokardiosis
sistemik dan nokardiosis misetoma.
Penyakit ini
disebabkan oleh jamur Nocardia asteroides, infeksi terjadi melalui inhalasi.
Kelainan primer terjadi pada paru – paru menyebar melalui darah dapat
menginfeksi ginjal dan otak. Nokardiosis ialah penyakit kosmopolit .Di
Indonesia telah dilaporkaan penderita nokardiosis paru diantaranya disebabkan
oleh N. Brasiliensis. Nocardia berukuran diameter < I
mikron,bersifat gram positif Nocardia asteroides, N. Brasiliensis bersifat
tahan asam sebagian. Koloni Nocardia bersfat aerob. Infeksi terjadi
dengan inhalasi jamur, kelainan primer terdapat dalam paru dan menyerupai
penyakit paru lain. Dengan penyebaran hematogen,jamur dapat ke alat alat lain
terutama ke otak dan ginjal.
2)
Kriptokokosis
Kriptokokosis
merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur Cryptococcus neoformans. Jamur ini
hidup ditanah yang mengandung kotoran burung merpati, menyebabkan penyakit
Meningitis. Infeksi terjadi jika spora masuk melalui inhalasi ke paru –paru,
jamur berkembang biak dalam alveoli dan dapat menimbulkan penyakit pada
paru-paru jika faktor predisposisi mendukung. Sering kali gejala infeksi
paru tidak diperhatikan karena ringan, tetapi jika telah masuk ke otak dan
timbul gejala yang menonjol barulah dilakukan pemeriksaan terhadap
kriptokokosis.
Bahan
pemeriksaan berasal dari sputum, LCS, darah, Urin, kotoran burung
merpati. Pemeriksaan langsung dilakukan dengan menggunakan KHO tinta cina
untuk melihat adanya kapsul pada spora yang berbentuk oval. Biakan pada media
Sabaroud agar tampak koloni berwarna krem, konsistensi mucoid (berlendir).
3)
Histoplasmosis
Histoplasmosis
merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur Histoplasma capsulatum yang
bersifat dimorfik dan menyebabkan penyakit histoplasmosis. Infeksi
terjadi jika spora masuk melalui inhalasi pada paru-paru dan menimbulkan
peradarangan setempat, diikuti dengan pembesaran kelenjar limfe regional.
Dengan foto Rontgen tampak gambaran menyerupai tuberculosis paru. Jika infeksi
dibiarkan maka akan menimbulkan penyakit yang lebih parah lagi menyebar ke
seluruh organ dalam dan dapat menimbulkan kematian.
Bahan
pemeriksaan berasal dari sputum, darah, LCS, urin dan bahan biopsi. Pemeriksaan
langsung dari bahan yang berasal dari jaringan maka akan tampak spora yang
berbentu bulat / oval (yeast).
Bahan
pemeriksaan ditanam pada media Saboraud agar akan tumbuh koloni:
-
Koloni Yeast jika diinkubasi pada suhu 37˚ C
-
Koloni Mold jika diinkubasi pada suhu ruang.
Jika
dilakukan pemeriksaan mikroskopik maka pada koloni yeast tampak spora yang
berbentuk oval. Dan pada koloni mold jika dilakukan pemeriksaan mikroskopik
maka tampak hifa- hifa dan makrokonidia.
4)
Koksidiomikosis
Koksidiomikosis
merupakan penyakit pernapasan yang cara infeksinya dengan inhalasi spora C.immitis,
jamur dimorfik yang terdapat di alam bebas. C. Immitis adalah jamur
dimorfik. Di tanah dan dalam biakan dalam suhu kamar C.immitis membentuk
koloni filamen. Hifa jamur ini membentuk artrospora dan mengalami
fragmentasi. Artrospora ringan, mudah dibawa oleh angin dan terhirup ke
dalam paru. Pada suhu 37°C, C.immitis membentuk koloni yang terdiri atas
sferul yang berisi endospora.
5)
Blastomikosis
Penyebabnya
ialah Blastomyces dermatitidis. Jamur ini adalah jenis jamur dimorfik
dan terdapat bebas di alam. Dalam biakan pada suhu 37°C dan jaringan manusia,
jamur tumbuh sebagai sel ragi (8 – 15 mikron) berdinding tebal dan berkembang
biak dengan membentuk tunas. Tunas ini berhubungan dengan sel induk pada dasar
yang lebar. Biasanya hanya dibentuk satu tunas. Biakan pada suhu kamar
membentuk koloni filamen dengan mikrokonidia berbentuk lonjong sampai bulat.
Pengobatan dilakukan dengan pemberian amfoterisin-B secara intravena.
2.
Infeksi Oportunis : Ada beberapa infeksi yang disebabkan oleh jamur yaitu
: Kandidiasis, Aspergilosis
1)
Kandidiasis
Merupakan
infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida , Candida yang paling patogen adalah
Candida albicans dan paling sering ditemukan . Genus ini hidup
sebagai saprofit dan merupakan flora normal kulit dan selaput mukosa, saluran
pencernaan, vagina dialam ditemukan pada air , tanah.Infeksi terjadi melalui
kontak, tertelan,dan lesi/ traumatik Jamur ini berbentuk dimorfik yaitu berbentuk
hifa / speudohifa ditemukan pada penyakit atau bentuk patogen dan berbentuk
ragi / yeast merupakan bentuk istirahat sebagai saprofit. Kandida berada pada
jaringan yang mati dan melakukan invasi kebawah permukaan kulit atau mukosa
yang luka, terjadinya invasi ke jaringan bawah kulit dipengaruhi oleh faktor
virulensi, kolonisasi pada kulit serta terjadinya penurunan daya tahan tubuh.
Faktor virulensi berperan dalam terjadinya adhesi candida pada endotel dan
epitel, sekresi enzim memudahkan invasi jaringan dan kemampuan mengatasi
imunitas inang, candida mampu membentuk pseudohifa dan enzim proteinase
aspartat untuk menembus sel jaringan inang.
Terdapat
beberapa bentuk gambaran klinik yaitu:
1.
Kandidiasis kutis, terdiri dari : Kandidiasis
intertriginosa, Paronikia, Diaper diseases (kandidiasis
popok) dan Granuloma kandida
2.
Kandidiasis mukokotan terdiri dari :
o Pada mulut
: thrush, glosistis, stomatis, chelitis, perleche
o Vaginitis
o Bronkhus
dan paru –paru
o Saluran
pencernaan
o
Kandidiasis mukokutan kronik
Bahan
pemeriksaan berasal dari swab vagina, sputum, LCS, sekret mata, mukosa
mulut. Pemeriksaan langsung dengan pulasan gram dan KOH 10 %. Secara
mikroskopik tampak spora yang berbentuk oval, pada pulasan gram bersifat gram
positip. Ditemukan blastospora, klamidospora, pseudohifa. Pada media Sabaroud
agar koloni tampak krem konsistensi smooth Bau seperti ragi.
2)
Aspergilosis
Aspergilosis
merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur Aspergillus. Jamur ini
terdapat dialam bebas, sehingga sporanya sering diisolasi dari udara.
Aspergilus termasuk jamur kontaminan. Spesies yang sering dianggap penyebab
penyakit adalah : A. Fumigatus, A. niger, A. flavus. Cara infeksi
tergantung lokasi yang diinfeksi ada beberapa bentuk yaitu : Aspergilosis
kulit, Aspergilosis sinus, Aspergilosis paru, Aspergilosis
sistemik.
Bahan
pemeriksaan berasal dari sputum, sekret hidung, nanah, kerokan kulit, kerokan
kuku, biopsi jaringan dll. Pemeriksaan langsung dari bahan pemeriksaan
ditemukan hifa bersekat, bercabang dengan atau tanpa spora, ditemukan bangunan
aspergilus vesikel, sterigmata. Pada media Sabaroud agar dapat tumbuh
cepat pada suhu ruang membentuk koloni mold yang granuler,
berserabut dengan beberapa warna sebagai salah satu ciri identifikasi. Aspergilus
fumigatus koloni berwarna hijau. Aspergilus niger koloni berwarna
hitam dan Aspergilus flavus koloni berwarna putih atau kuning.
0 komentar:
Posting Komentar